Muhammad Roby, THP 2019 – Cerita Volunteering di Tanah Papua

Halo semuanya… Perkenalkan namaku Muhammad Roby, biasa dipanggil Roby. Aku berasal dari Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Saat ini, aku menjadi mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Kalimantan Timur yaitu Universitas Mulawarman. Di kuliah, aku mengambil jurusan Teknologi Hasil Pertanian hingga saat ini. Selama kuliah, aku mengikuti berbagai organisasi, lomba, dan kegiatan lain yang bermanfaat untuk mengembangkan potensi diri. Selain itu, aku juga memiliki hobi membaca, menyukai seputar desain & video editing, olahraga, dan lain sebagainya.

Kali ini adalah pengalaman pertamaku dalam hal volunteering pada kegiatan pengabdian masyarakat. Awalnya, aku melihat poster di Instagram yang bertuliskan “Ekspedisi Sahabat Bahari” yang diunggah oleh IDE INDONESIA. Setelah aku cari tahu lebih dalam, ternyata IDE INDONESIA adalah sebuah lembaga kepemudaan yang berfokus pada gerakan sosial lintas disiplin ilmu. IDE INDONESIA memiliki empat sub bidang pengabdian yang meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi pariwisata, dan lingkungan. Dengan visi menjadi Wadah Pemuda-Pemudi untuk Menempa Diri dan Berdedikasi bagi Negeri, Indonesia Dedication and Empowerment (IDE) hadir. Akhirnya, aku mulai tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut, dan mendaftarkan diri.

Setelah mengikuti serangkaian pendaftaran, aku dinyatakan lolos. Awalnya agak ragu untuk mengonfirmasi keikutsertaan, karena sebelumnya belum pernah mengikuti kegiatan semacam itu dan langsung di daerah Papua. Tapi setelah menyakinkan diri karena mendapatkan informasi dari teman yang pernah ikut kegiatan Volunteering dan kedua orang tua yang memperbolehkan ikut kegiatan tersebut, aku langsung mengonfirmasi kepada penyelenggara jika aku bisa mengikuti kegiatan tersebut. Kemudian, aku masuk ke dalam grup koordinasi di Whatsapp.

Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sekitar 40 orang lebih yang akan melakukan pengabdian di Desa Sauwandarek, Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Di desa tersebut, kami dibagi ke dalam empat (4) divisi yaitu pendidikan, lingkungan, ekonomi pariwisata, dan kesehatan. Setelah itu, aku memilih divisi pendidikan yang pertama dan yang kedua divisi ekonomi pariwisata. Akhirnya, aku mendapatkan divisi pendidikan yang memang aku pilih terlebih dahulu.

Kurang lebih satu bulan sebelum keberangkatan, kami mulai berdiskusi mengenai program kerja yang akan dilaksanakan pada lokasi pengabdian. Diskusi dilakukan secara online melalui platform online meeting yaitu menggunakan zoom meeting/google meet. Terdapat beberapa kesulitan dalam melaksanakan diskusi program kerja. Di antaranya yaitu kami belum pernah melihat lokasi secara langsung, sehingga hanya mengandalkan dari fasilitator lokasl yang ada di dekat lokasi yang melakukan survey sehingga mendapatkan data dan informasi. Dengan demikian, kami berhasil menyusun beberapa program kerja yang siap dilaksanakan dari masing-masing divisi yang menentukan program kerja telah disepakati untuk dibawa dalam diskusi secara bersama-sama dengan peserta lain, fasil, dan founder.

H-2 sebelum keberangkatan pun tiba ke Raja Ampat, pada tanggal 21 Januari 2023, aku berangkat bersama teman ku dari Samarinda menuju Bandara Sepinggan menggunakan pesawat, dikarenakan Meeting Point kami berada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ketika sudah sampai di Kota Makassar, kami disambut teman volunteer yang juga ikutan di penginapan hotel dekat Pantai Losari. Selama 2 hari di Makassar sebelum berangkat ke Raja Ampat, aku dan teman-temanku menghabiskan waktu dulu di Kota Makassar dengan jalan-jalan ke wisata, kuliner, dan belanja keperluan untuk persiapan keberangkatan.

Hari H keberangkatan pun tiba pada tanggal 23 Januari 2023, di Pelabuhan Makassar adalah pertama kalinya kami semua peserta bertemu secara langsung. Jadi, kami semua peserta menggunakan Kapal Pelni KM dalam perjalanan menuju Kota Sorong, yang sebelumnya Kapal Pelni KM perjalanannya yang dimulai dari Meeting Point  di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sinabung yang memakan waktu sampai tiga hari. Selama tiga hari diperjalanan, kami menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan mematangkan program kerja yang akan dilaksanakan. Di kapal kami juga mendapatkan kesempatan dari awak kapal untuk mengunjungi Anjungan Kapal, yaitu tempat nahkoda mengemudikan kapal.

Pada hari Rabu, 25 Januari 2023 adalah pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah Papua. Kami tiba, di Pelabuhan Sorong pada malam hari sekitar jam 9 malam. Kemudian, kami disambut oleh peserta volunteer lainnya beserta fasilitator menuju penginapan terlebih dahulu selama 1 malam sebelum besok berangkat pagi menuju pulau Waisai. Pulau Waisai yang terletak di Kabupaten Raja Ampat menggunakan Kapal Ferry yang memakan kurang lebih 2 jam. Setelah kami sampai di Pulau Waisai, kami menunggu jemputan dan melanjutkan perjalanan menggunakan kapal kecil menuju Desa Sauwandarek.

Desa Sauwandarek merupakan Desa Wisata yang terletak di Pulau Maswar, Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Daerah ini, mulai ditempati oleh masyarakat pada tahun 1999 dimana masyarakatnya merupakan perpindahan dari Kampung Yenbekwan pada tahun 1999. Jumlah penduduk yang memutuskan untuk berpindah sebanyak 44 KK (-/+ 120an jiwa termasuk perempuan dan anak-anak). Desa Sauwandarek menjadi Desa yang masuk dalam Pemerintahan Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2011. Selain itu, Desa Sauwandarek adalah salah satu Desa dari 9 Desa yang ada di Distrik Meos Kabupaten Raja Ampat. Desa Sauwandarek sendiri sejak tahun 2008 sudah resmi sebagai Desa Wisata dengan Nomor SK. 104 Tahun 2008 yang ditetapakn di Waisai tanggal 16 November 2008 oleh Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si.

Ketika di Pulau Waisai, kami menunggu lumayan lama dari keberangkatan yang ditentukan, tetapi jadi mundur hingga sore hari sampai cuaca hujan turun. Akhirnya, ketika sudah sore hari kami berangkat dengan keadaan gerimis menuju Desa Sauwandarek menggunakan 4 kapal membawa kami dan juga barang yang akan digunakan. Dalam perjalanan, semua orang dibagi terlebih dahulu menuju desa, aku tergabung di kapal ke-3. Perjalanan dari Pulau Waisai ke Desa Sauwandarek memakan waktu 1 jam dengan menikmati sunset yang sangat bagus, karena beruntung berangkat di saat waktu sore hari yang bisa diabadikan moment tersebut. Selain itu, di perjalanan ada insiden kecil kehabisan bahan bakar sehingga sampai jam 9 malam WIT. Akhirnya, kami pun istirahat di rumah orang tua asuh yang telah dibagikan.

Selama di Desa Sauwandarek, kami melaksanakan berbagai macam program kerja yang telah dirancang sebelumnya. Pada hari pertama sebelum melaksanakan program, kami melaksanakan acara pembukaan bersama masyarakat Desa Sauwandarek beserta perangkat desa atau tokoh-tokoh masyarakat. Setelah itu, setiap divisi kebanyakan melakukan sosial mapping terlebih dahulu. Pada pagi sampai siang divisi yang saya ikuti yaitu divisi pendidikan juga melakukan sosial mapping untuk menentukan lokasi pelaksanaan program dan menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk program. Pada divisi pendidikan, program dimulai siang hari yang dilaksanakan program yaitu program Kelas Alam yang sasarannya kepada anak-anak. Program tersebut dilakukan dengan media peta untuk mengetahui provinsi-provinsi di Indonesia serta mengajak bermain dengan bernyanyi. Anak-anak sangat senang mengikuti kegiatan tersebut karena dapat pengetahuan yang diperoleh dari media peta yang kami kasih. Selanjutnya, pada sore hari dilaksanakan mengumpulkan donasi buku yang sudah dibawa untuk ditaruh di perpustakaan Desa Sauwandarek bersama anak-anak dan volunteer lainnya yang turut membersamain. Pada hari pertama ini, kami hanya melaksanakan dua program. Kemudian, pada malam harinya kami mempersiapkan program yang akan dilaksanakan pada hari kedua.

Pada hari kedua, ada beberapa program yang dapat kami laksanakan. Yang  pertama adalah melaksanakan menggambar/mewarnai di media alat seperti melukis di tab mainan yang ditujukan kepada anak-anak. Program kedua yaitu pembuatan plang nama di beberapa titik di Desa Sauwandarek yang sudah dilakukan survei titik lokasi. Program ketiga adalah melaksanakan pembuatan video branding oleh divisi ekonomi & wisata bersama masyarakat. Program keempat yang dilaksanakan oleh Divisi Kesehatan adalah melakukan program gosok gigi dan kebersihan kepada anak-anak untuk menjaga kesehatan. Lalu, melanjutkan program Divisi Pendidikan yaitu pembersihan ruang baca (perpustakaan) dari mensortir buku yang masih layak dibaca dan dibersihkan ke rumah utama. Setelah itu, akan dikembalikan ke ruang baca yang sudah dibersihkan tempatnya dan menyusun ulang buku-buku sesuai dengan kategorinya. Kemudian, pada malam harinya dilanjutkan dengan rapat koordinasi dan persiapan program yang dilaksanakan pada hari ketiga.

Pada hari ketiga program yang dapat kami laksanakan yang pertama adalah divisi ekowisata melakukan persiapan bazar berupa pakaian yang dijual di pinggir pantai dengan sasarannya yaitu masyarakat. Hasil dari penjualan bazar tersebut, akan dikasihkan oleh pengurus Desa Sauwandarek untuk dimanfaatkan dalam pembangunan desa. Program kedua dilaksanakan oleh Divisi Pendidikan adalah latihan baris-berbaris kepada anak-anak sekolah yang biasanya yang menjadi petugas upacara di sekolah dan mengajak anak-anak lain mengikuti kegiatan tersebut. Kemudian, pada malam harinya dilanjutkan program dari divisi pendidikan yaitu menonton film edukasi terkait pendidikan kepada anak-anak guna untuk menginspirasi mereka dalam mencapai pendidikan yang lebih tinggi dengan ice breaking juga untuk memberikan kesenangan bagi anak-anak. Serta masih banyak lagi program yang dilaksanakan dari divisi-divisi tersebut yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya pada malam hari itu juga, kegiatan kami selesai dengan acara penutupan pada malam hari dengan mengundang masyarakat beserta tokoh desa dengan pemberikan plakat sebagai ucapan terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk melakukan pengabdian di Desa Sauwandarek selama 3 hari lebih. Selanjutnya, kami dan anak-anak Desa Sauwandarek melaksanakan kegiatan penutupan acara dengan menari dan bernyanyi berkeliling desa sebagai penutup kegiatan yang menjadi kenangan. Pada akhirnya, kami pulang dan berpamitan kepada masyarakat Desa Sauwandarek pada pagi hari dan kami diantarkan sampai ke dermaga dengan suasana suka dan duka bersama-sama.

Pada hari H-1 sebelum pulang, diisi dengan kegiatan trip ke beberapa tempat wisata di Raja Ampat seperti Piaynemo, Telaga Bintang, dan Pasir Timbul Mansuar. Moment itu kami sempatkan untuk mengabadikan dengan melakukan foto-foto dan video masing-masing volunteer. Di trip wisata, kami menggunakan kapal wisata sebanyak 2 buah kapal yang biasa digunakan untuk perjalanan wisata. Keseruan di perjalanan selama trip melihat sejarah yang dibuat dan cerita oleh fasilitator asli daerah Raja Ampat. Pada akhirnya, aku bisa melihat langsung wisata yang dituju di Raja Ampat, karena hanya biasa menonton di video media sosial.

Perjalananku sebagai volunteer di Tanah Papua telah usai. Aku berharap dapat mengikuti kegiatan semacam ini lagi dilain waktu dan kesempatan. Karena dengan mengikuti kegiatan volunteer ini, aku dapat berbagi kegembiraan sekaligus mengamalkan ilmu yang aku miliki selama pernah mengikuti kegiatan. Sekian ceritaku sebagai volunteer pada kegiatan Pengabdian Masyarakat Ekspedisi Sahabat Bahari Raja Ampat. Sungguh pengalaman yang tak bisa dilupakan.

Berikut dokumentasi volunteer pengabdian di Desa Sauwandarek :

Sumber :

http://pwk.ft.undip.ac.id/s1/id/cerita-volunteering-di-tanah-papua/

https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/kampung_sauwandarek

https://www.idntimes.com/travel/destination/cecilia-irawan/fakta-menarik-dari-desa-sauwandarek-c1c2?page=all

Media Sosial :

  • Instagram :

Pribadi : @muhammadroby_10

Penyelenggara : @ideindonesia.id

  • Youtube : Yayasan IDE Indonesia
  • Website : www.ideindonesia.or.id
  • After Movie ESB#3 RAJA AMPAT :

https://www.instagram.com/p/Cpjd231hkxi/