SEJARAH HARI TANPA TEMBAKAU

Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencetuskan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day) pada tahun 1987. Semenjak tahun 1988, WHO memberikan penghargaan World No Tobacco Day (WNTD) kepada organisasi atau individu yang memberikan konstribusi bagi pengurangan konsumsi tembakau. Pada tahun 1987, The World Health Assembly mengeluarkan Resolusi WHA40.38, yang menetapkan 7 April 1988 sebagai “a world no-smoking day“. Selanjutnya pada tahun 1988, PBB mengeluarkan Resolusi WHA42.19, yang menetapkan World No Tobacco Day setiap tanggal 31 Mei. Saat ini, hari tanpa tembakau sedunia atau World No Tobacco Day diperingati di seluruh dunia setiap tanggal 31 Mei.

WHO dan Hari Tanpa Tembakau

Tembakau telah membunuh hampir enam juta orang setiap tahun. Dimana lebih dari 600 ribu perokok pasif menjadi korban akibat menghirup asap dari perokok aktif. Peringatan Hari Tanpa Tembakau (World No Tobacco Day) ini dijalankan oleh WHO untuk menarik perhatian dunia membangun kesadaran global akan bahaya penggunaan tembakau, menyebarluasnya kebiasaan merokok, dan dampak buruknya terhadap kesehatan. Penggunaan merokok karena kebiasaan merokok paling tidak telah membuat 5,4 juta penduduk bumi meninggal setiap tahunnya.

Dampak dari Tembakau Sosial

Merokok di tempat umum telah sejak lama hanya dilakukan oleh pria. Di dalam penelitian mengatakan bahwa satu dari tiga pria dewasa mengkonsumsi rokok. Kebiasaan merokok di Indonesia sudah menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Rokok tidak hanya dikonsumsi oleh konsumen pria usia dewasa saja tetapi juga anak-anak, remaja, dan juga wanita. Bisa dibayangkan jika anak-anak dan remaja yang masih sekolah dan merupakan pelajar calon penerus bangsa sudah diracuni dengan bahaya nikotin yang terkandung dalam rokok, mereka merupakan calon penerus bangsa generasigenerasi tidak sehat. Kecanduan yang dialami para perokok, yang membuatnya susah untuk lepas dari rokok disebabkan adanya nikotin dalam tembakau.

Kesehatan

Asap rokok/tembakau mengandung lebih dari 4.000 senyawa kimia, 43 diantaranya bersifat karsinogen. Tidak ada kadar paparan minimal dalam asap rokok/tembakau yang “aman”. Berdasarkan WHO, tembakau merupakan penyebab terbesar kematian oleh penyakit-yang-dapat-dicegah. Bahaya penggunaan tembakau mencakup penyakit yang terkait dengan jantung dan paru-paru seperti serangan jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, emfisema, dan kanker (terutama kanker paru-paru, kanker laring, dan kanker pankreas). Penyakit gangguan reproduksi dan kehamilan juga dapat diakibatkan dari pengunaan tembakau. Perokok pasif meski tidak merokok, dapat mengalami kanker paruparu. Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyebab kematian utama di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) rokok adalah pembunuh yang akrab di tengah-tengah masyarakat.

Angka Kematian

WHO memperkirakan bahwa tembakau menyebabkan kematian bagi 5,4 juta jiwa pada tahun 2004. 100 juta kematian akibat tembakau telah terjadi akibat tembakau sepanjang abad ke 20. Tembakau juga penyebab kematian bayi dan janin di seluruh dunia karena orang tua perokok. Di Amerika Serikat 3000 orang dewasa meninggal akibat paparan asap rokok sebagai perokok pasif. Setidaknya 46.000 orang perokok pasif mengalami penyakit jantung dan meninggal. Setiap detik satu orang meninggal akibat merokok. Rokok juga membunuh separuh dari masa hidup perokok dan separuh perokok mati pada usia 35 sampai dengan 69 tahun.

Pemakai / Perokok

Pemakai tembakau kebanyakan kaum perokok atau orang-orang yang begitu suka merokok. Berbagai peraturan sudah dirancang agar tidak merokok di tempat umum, tidak boleh merokok di dekat anak-anak sekolah atau melarang merokok bagi kaum pelajar. Peraturan ini tidak akan berarti apa-apa apabila kebanyakan masyarakat tidak menyadari bahaya dibalik rokok ini.

Pabrik Tembakau

Pabrik tembakau harus menyadari bahwa tembakau sebenarnya memiliki sekian banyak manfaat, sehingga memungkinkan sekali untuk membuat produk olahan tembakau yang lebih bermanfaat dalam bentuk lain selain rokok.

Pemerintah

Pemerintah masih beranggapan bahwa devisa dari rokok. Sebaiknya mulai melihat bahwa masih banyak hal yang bisa menyumbangkan selain devisa dari rokok. Suatu saat nanti dengan seiringnya pengetahuan dan teknologi, rokok dapat tergantikan dengan produk olahan tembakau yang lebih bermanfaat dan penyumbang beacukai Negara pun akan tergantikan dengan produk tersebut.

Makna Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Hari Tanpa Tembakau Sedunia tidak hanya diperingati saja namun bisa juga dimaknai dari 3 sisi, yakni dari sisi pemakai, pabrik yang memproduksi tembakau, dan dari pemerintah sendiri.

Sumber : Prayitno, B., Mukti, B.H. and Lagiono (2018) ‘Optimasi potensi bawang dayak (Eleutherine sp.) sebagai bahan obat alternatif’, Jurnal Pendidikan Hayati, 4(3), pp. 149–158. Available at: https://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/JPH/article/view/436.